Healthy and Fresh

                  Bagi umat Islam yang menjalankan ibadah puasa, seharusnya puasa yang telah dijalani membuatnya telah cukup beradaptasi dengan perubahan ritme hidup karena ibadah puasa. Mungkin yang paling berat dilaksanakan adalah makan sahur, karena sebagian besar dari kita pada jam sahur biasanya masih terlelap, namun menjalankan ibadah puasa mengharuskan kita memaksa diri untuk bangun dan makan sahur. Selain untuk menjalankan sunah, bersantap sahur juga sekaligus mengisi perut sebagai bekal seharian berkegiatan sampai datangnya waktu berbuka.

Di hari awal-awal Ramadhan kemarin, banyak diantara kita yang tengah menjalani ibadah puasa menghindari kegiatan-kegiatan fisik, terlebih bagi yang mendapatkan libur awal puasa seperti para siswa sekolah dasar dan sekolah menengah. Kegiatan yang banyak dipilih biasanya membaca atau menonton tayangan televisi. Ada juga yang lebih banyak beraktifitas di dalam kamar, baik sekedar tidur-tiduran atau bahkan tidur beneran, dengan memegang prinsip ‘tidurnya orang berpuasa adalah ibadah’.
Hal seperti itu tidaklah salah tetapi semestinya ibadah shaum tidak menghalangi kita untuk berkegiatan fisik seperti di luar bulan Ramadhan meskipun intensitasnya agak dikurangi. Demikian juga dengan olah raga, seyogyanya tetap dilakukan untuk memelihara kebugaran dan menjaga kelenturan otot. Joging selama 10-15 menit atau bersepeda di jalanan yang datar selama 30 menit cukup untuk sekedar melemaskan otot selama bulan pua sa ini.
Waktu yang terbaik untuk berolah raga ringan itu, menurut sebagian besar pakar kesehatan, adalah satu jam menjelang waktu berbuka sehingga akan meminimalkan resiko dehidrasi karena di waktu berbuka cairan tubuh yang hilang karena olah raga dapat segera tergantikan. Olahraga ringan saat berpuasa disebut dapat menghilangkan rasa malas, lesu dan juga mengantuk, bahkan tubuh akan terasa lebih segar. Ini mungkin terjadi karena cadangan energi kita dipakai untuk berolahraga, sehingga lemak dalam tubuh akan diubah menjadi glukosa, yang meningkatkan kadar gula dalam darah. Hal inilah yang diyakini membuat kita kembali bersemangat setelah berolahraga selama berpuasa.
Namun ada yang harus dihindari dalam berolah raga saat berpuasa yaitu berolah raga berlebihan, seperti di luar bulan Ramadhan. Jika itu dilakukan, bisa jadi bukan bugar yang didapat melainkan justru penyakit yang datang. Hal ini berdasarkan dari pengalaman pribadi saya dan juga cerita dari beberapa rekan saya bermain sepak bola.
Saat itu kami berlatih tanding sepak bola dengan klub lain. Pertandingan dimulai selepas ashar dan setelah 15 menit bermain, tubuh terasa berat dan keringat dingin keluar. Namun karena kami hanya datang bersebelas tanpa pemain cadangan, saya memaksakan diri tetap bermain. Anehnya, dengan memaksa diri tetap bermain, tubuh malah terasa ringan dan seolah-olah tidak ada lagi rasa lelah sampai pertandingan selama 2 X 35 menit itu berakhir.
Yang lebih aneh lagi adalah ketika saat berbuka tiba, tidak ada rasa lapar. Yang ada hanya rasa haus yang tidak ada putusnya. Beberapa teman juga mengalami hal yang sama, seperti yang mereka ceritakan saat kami bertemu di masjid untuk bertarawih. Bahkan sampai saat sahur, rasa lapar tetap tiada. Perut rasanya telah penuh sehingga saya hanya minum segelas teh manis dan beberapa gelas air putih.
Bencana datang menjelang dhuhur ketika perut terasa sangat perih dan dari dalam perut keluar suara-suara aneh (keroncongan). Karena sayang untuk memutus puasa, maka saya tetap meneruskan puasa walaupun setelah itu hanya bisa tiduran karena kepala juga ikut-ikutan terasa sangat pusing. Ternyata saya tidak sendiri, dari kami bersebelas, ada sembilan orang yang merasakan rasa sakit yang sama meski dengan derajat rasa sakit yang berbeda-beda. Namun keluhan yang semua mengalami adalah rasa sakit (perih) di ulu hati. Meski dengan mengunyah dua tablet Promag saat berbuka gangguan lambung itu berhenti, namun rasa sakit selama enam jam itu tidak terlupakan, karena rasa sakitnya benar-benar luar biasa.
Dari pengalaman di atas, saya berusaha agar hal semacam itu tidak terulang lagi dengan hanya berolah raga ringan saja saat sedang berpuasa. Namun hal seperti itu, bisa jadi, tergantung juga kepada kekuatan dan kemampuan tubuh masing-masing individu. Mungkin bagi yang berkemampuan fisik prima, bermain sepak bola yang menguras tenaga tidak menjadi masalah meski mereka sedang berpuasa. Namun yang paling baik adalah berolah raga saat puasa dengan selalu mengukur kemampuan diri agar tidak mendapatkan ‘bonus’ sakit maag seperti yang saya alami, seperti ujaran orang-orang tua dahulu ‘apapun yang berlebihan itu tidaklah baik’.
Salam


http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/08/06/puasa-olahraga-dan-gangguan-lambung/,

Komentar

Postingan Populer